11.12.12

Cara Mengukur Kadar Asam Urat

Beberapa cara mengukur kadar asam urat yang bisa dilakukan di laboratorium klinik yaitu:
  1. Mengukur kadar asam urat dalam darah dan atau
  2. Mengukur kadar asam urat dalam urin.
Prosedur Mengukur Kadar Asam Urat dalam Darah:
Jenis spesimen yang diperlukan adalah serum atu plasma heparin. Diambil 3-5 ml darah vena dimasukkan ke dalam tabung bertutup merah atau tabung bertutup hijau (heparin) kemudian disentrifus; cegah terjadinya hemolisis. Serum atau plasma heparin dipisahkan. Kadar asam urat diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi.
Sebelum pengambilan sampel darah, pasien diminta puasa 8-10 jam. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau cairan; namun pada banyak kasus, asupan makanan tinggi purin (mis. daging, jerohan, sarden, otak, roti manis, dsb) perlu ditunda minimal selama 24 jam sebelum uji dilakukan; demikian pula dengan obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium. Jika terpaksa harus minum obat, catat jenis obat yang dikonsumsi.
Nilai Rujukan:
Dewasa : Laki-laki : 3.5-7.0 mg/dl. Perempuan : 2.5-6.0 mg/dl. Kadar panik : >12mg/dl.
Anak : 2.5-5.5 mg/dl
Lansia: 3.5-8.5 mg/dl.
Catatan : nilai normal dapat bervariasi di setiap laboratorium.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium: Sampel serum/plasma hemolisis, Stress dan puasa berlebih dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat serum, Diet tinggi purin, Pengaruh obat seperti: diuretik (tiazid, furosemid, asetazolamid), levodopa, metildopa, asam askorbat, 6-merkaptopurin, fenotiazin, salisilat (penggunaan dalam jangka waktu lama), teofilin.

Prosedur Mengukur Kadar Asam Urat dalam Urin:
penggunaan sampel urin lebih mudah dilakukan untuk menganalisis kadar asam urat. Proses pengumpulan sampel mudah dilakukan dan tidak menyakiti pasien. Metode yang digunakan dalam analisis kadar asam urat dalam urin adalah metode Franked – Benedict. Urin yang telah dianalisis diencerkan terlebih dahulu dengan mengambil 5 ml sampel urin dan ditambahkan air hingga volumenya mencapai 100 ml. Kemudian dari hasil pengenceran tersebut, diambil 20 ml untuk ditambahkan 2 mL pereaksi arsenofosfotungstat dan 2 ml larutan standar asam urat. Larutan tersebut dikocok perlahan agar bercampur dan didiamkan selama 5 menit. Selanjutnya, larutan tersebut dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer agar dapat dihitung kadar asam urat yang terdapat dalam urin tiap mg/ml-nya. Pada percobaan ini, kadar blanko dijadikan nol karena asam urat mereduksi arsenofosfotungstat menjadi arsenofosfotungstit sehingga kadar blanko dianggap sangat rendah. Metode ini lebih mudah diterapkan dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam penetapannya.
Analisis kualitatif asam urat dalam urin dapat dilakukan dengan tes mureksida. Pengujian asam urat dengan tes mureksida dilakukan dengan memanaskan sampai kering urin yang telah ditambah HNO3 pekat. Asam urat akan dioksidasi oleh HNO3 pekat membentuk asam dialurat dan aloksan. Setelah dingin, ditambahkan satu tetes ammonia encer (1 : 100), maka asam dialurat dan aloksan berkondensasi dengan amonia membentuk mureksida (ammonia purpurat) yang berwarna ungu kemerahan. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah jika urin setelah ditambahkan ammonia encer tetap berwarna merah, maka hal itu menyatakan adanya asam urat. Pereaksi Benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang menpunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa), yang dibuktikan dengan terbentuknya kuprooksida berwarna merah. Metode ini tidak dapat mengukur kadar asam urat dalam urin dan hanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan asam urat dalam urin saja (Soewolo 2005).

No comments:

Post a Comment